Komisi V Dukung Perpanjangan Runway Bandara Komodo
Komisi V DPR RI mendukung percepatan penyelesaian bandara Komodo, Labuhan Bajo Nusa Tenggara Timur. Salah satunya dengan menambah atau memperluas runway atau lintasan badara tersebut. Hal ini terungkap saat kunjungan spesifik Komisi V ke Labuhan Bajo, NTT, Rabu (10/9).
“Kami sudah melihat dan merasakan langsung runway yang ada saat ini masih sangat kurang panjang sehingga hanya bisa digunakan untuk pesawat kecil jenis ATR saja.Padahal dengan menjadikan Pulau Komodo menjadi satu dari tujuh keajaiban dunia ini, sudah pasti pesawat kecil tidak efektif dalam mendatangkan wisatawan ke daerah ini. Untuk diketahui dalam pesawat yang kami tumpangi sebanyak sembilan puluh persennya adalah turis asing, artinya daerah ini benar-benar telah menjadi daerah tujuan wisata dunia yang baru,”jelas Anggota Komisi V, Fary Djemi Francis yang juga pemimpin Tim kunjungan spesifik labuhan bajo,NTT ini.
Fary menambahkan penambahan runway Bandara Komodo, Labuhan Bajo ini sangat diperlukan agar mampu didarati oleh pesawat jenis Boeing 737 yang notabene berukuran besar dan mampu mendatangkan wisatawan lebih banyak lagi. Selain itu peluasan runway juga semata untuk menghindari terjadinya resiko kecelakaan dalam pendaratan pesawat. Menurut laporan yang diterimanyadari Ditjen Perhubungan udara, Kementerian Perhubungan, Fary mengatakan bahwa panjang runway Bandara Komodo saat ini 2.150 m X 30 m, sementara luas apron 220 m X 80 m.
Selain perpanjangan runway, Komisi V juga meninjau gedung terminal baru yang telah dibangun dari tahun 2012-2014. Disini terlihat beberapa kekurangan yang harus segera diselesaikan,seperti fasilitas penunjang operasional bandara, sebut saja ruang kantor yang masih belum memadai,tractor, flood light dll. Tidak hanya itu Komisi V juga mencermati akses menuju bandara,salah satunya dengan rencana pembuatan jalan lingkar yang akan memudahkan masyarakat menuju bandara. Untuk hal tersebut, Kemenhub tengah menyelesaikan pekerjaan pemotongan obstacle antara bukit kalumpang dan bukit cinta.
“Pemotongan obstacle ini tidak hanya bertujuan sebagai akses menuju bandara, namun juga sebagai salah satu pemenuhan standard keselamatan dan keamanan penerbangan,”ungkap Fery.
Meski demikian, Fery berharap agar pekerjaan pemotongan obstacle dan pekerjaan lainnya dalam percepatan penyelesaian bandara komodo, Labuhan Bajo ini juga tetap mempertimbangkan tata ruang kota atau daerah sekitar. Jangan sampai tujuan dan program yang baik ini malah akan berdampak negatif bagi masyarakat sekitar. (Ayu)/foto:rahayu/parle/iw.